Kamis, 11 Juli 2019

HALAL BI HALAL KELUARGA BESAR KPB SPILORNIS


Alhamdulillah Keluarga besar KPB. Spilornis telah melaksanakan halal bi halal, kegiatan ini merupakan agenda rutin sejak berdirinya lembaga ini di tahun 2010.  Halal bi halal kali ini dilaksanakan dengan suasana khidmat, dan formal. Di awal berdirinya Spilornis acara halal bi halal hanya bisa dilaksanakan secara non formal dan secara sederhana, mengingat jumlah anggota masih sangat kurang.  Terselengaranya kegiatan ini berkat kerja keras panitia yang diketuai Khaidir Ali.  Kerja keras panitia juga diapresiasi ketua harian KPB Spilornis Moh. Ikbal diantara kata sambutannya.
Esensi dari halal bi halal ini adalah silaturahim antar sesama anggota baik dewan ketua, ketua harian, anggota juvenile, anggota tetap dan anggota luar biasa, anggota migran dan anggota simpatisan. Silaturahim merupakan salah satu sumber penopang kekuatan Spilornis selama ini, hal tersebut teruji dan terasa manfaatnya, dimasa masa sulit dan penuh perjuangan Spilornis saat ini.

MENGAPA BURUNG UNTA TIDAK BISA TERBANG?


Burung Unta atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Ostrich adalah salah satu jenis burung yang tidak bisa terbang. Burung Unta juga merupakan jenis burung dengan ukuran yang terbesar jika dibanding dengan jenis burung lainnya. Pada dasarnya, seekor burung harus memiliki 2 syarat utama untuk dapat terbang di langit yang luas, syarat-syarat tersebut diantaranya adalah harus mempunyai sayap yang berbulu dan juga harus berbadan ringan.
Meskipun Burung unta memiliki Sayap yang berbulu, tetapi ukurannya yang besar dan berat membuatnya tidak mampu untuk terbang. Burung Unta memiliki berat badan sekitar 65 Kg sampai 140 Kg dengan tinggi badan (Burung Unta memiliki Leher yang panjang) sekitar 3 meter. Oleh karena itu, Burung Unta hanya dapat berjalan di darat dengan mengandalkan kakinya yang kuat. Kecepatan lari Burung Unta dapat mencapai 70 km/jam dengan 3 m sampai 5 m setiap langkah larinya. Kecepatan lari tersebut merupakan yang tercepat diantara jenis burung lainnya. Lehernya yang panjang juga dapat membantu Burung Unta untuk melihat lebih jauh agar dirinya dapat menghindari serangan dari hewan Predator yang ingin memangsanya.
Sayap Burung Unta juga memiliki fungsinya tersendiri meskipun tidak dipergunakan untuk terbang. Saat berlari searah dengan mata angin, Burung Unta akan melebarkan Sayapnya untuk meminjam kekuatan angin dalam mempercepat larinya. Hal ini sama dengan prinsipnya “layar” pada kapal layar. Selain itu, Sayap Burung unta juga dipergunakan untuk melindungi dirinya dari terik matahari, melindungi anaknya dan juga sebagai senjata untuk menakut-nakuti musuhnya.

KENAPA BURUNG BEO BISA MENIRU SUARA MANUSIA?


Simak Faktanya di Sini Burung merupakan salah satu hewan yang cantik dan mempesona, sehingga banyak orang yang senang memelihara hewan yang satu ini.
Biasanya ketertarikan setiap orang memelihara hewan ini berbeda-beda, ada orang yang memeliharanya karena senang mendengar kicauan suaranya, tingkah burung itu sendiri, warna bulunya yang cantik serta ada juga yang tertarik karena kemampuan burung tersebut, seperti misalkan mampu menirukan suara manusia.
Nyatanya, banyak jenis burung yang mampu menirukan suara manusia. Namun salah satu burung yang mampu menirukan suara manusia dengan baik yaitu burung beo. Burung beo merupakan jenis burung yang memiliki paruh bengkok, namun hanya beberapa saja yang pintar dalam menirukan suara manusia.

Jumat, 05 Juli 2019

RUANG TERBUKA HIJAU, PENTING UNTUK MANUSIA DAN KEHIDUPAN BURUNG


Kota merupakan pusat kreativitas budaya yang juga menjadi perjuangan keras manusia. Kota merefleksikan vitalitas, kemajuan sosial, dan ekonomi. Semakin berkembangnya suatu kota, komunitas perkotaan juga tumbuh menjadi lebih besar dan padat. Masalah yang timbul juga semakin banyak, termasuk persoalan lingkungan.
Buku Inoguchi dan kawan-kawan 2003 tentang Kota dan Lingkungan menjelaskan bahwa masyarakat di perkotaan harus berwawasan ekologi. Selain hidup berdampingan dengan manusia, mereka juga harus memprioritaskan lingkungan kota.
“Mereka harus mampu berpikir, ada kebutuhan mendesak untuk mengurangi beban lingkungan, seperti polusi udara dan air, memperkecil dan mengatur sampah rumah tangga dan industri, juga merawat tempat-tempat rekreasi yang alamiah menyenangkan,” terang Inoguchi.

TERNYATA BURUNG MEMILIKI KEMAMPUAN KOMUNIKASI YANG MIRIP MANUSIA


Cara hewan berkomunikasi telah dianggap sangat berbeda dengan cara manusia berkomunikasi. Namun baru-baru ini seorang peneliti bernama Toshitaka Suzuki dari Universitas Kyoto Jepang menunjukan hasil riset yang menarik, bahwa burung dan manusia ternyata memiliki kemampuan kognitif dalam berkomunikasi yang cenderung sama.
Penelitian tersebut ditempuh berdasarkan kesadaran Suzuki terhadap anggapan umum, bahwa burung menggunakan bentuk bahasa mereka sendiri yang kerap disebut isyarat. Dari situ timbulah pertanyaan, apa yang terjadi dalam pikiran mereka saat mereka berbicara? Mungkinkah bunyi suatu kata dapat membangkitkan gambar dalam benak, seperti yang terjadi pada manusia?
1. Burung memiliki "daya imaji" (Mind's Eye) yang membantu mereka dalam berkomunikasi
Selama beberapa tahun terakhir, Suzuki melakukan serangkaian eksperimen yang menguraikan vokalisasi ( cara berbahasa) burung  jenis Japanase Tits atau Parus Minor, yang masih satu famili dengan burung seperti Chickadees dan Titmice.

BAGI BURUNG, POHON ADALAH SEGALANYA


Di alam, burung dan pohon memiliki hubungan timbal balik menguntungkan. Burung madu, tidak hanya mengambil nektar tetapi juga membantu penyerbukan. Begitu juga dengan rangkong yang mendatangi pohon ficus sekaligus menebarkan biji.
Ketua Forum Pohon Langka Indonesia [FPLI] Tukirin Partomihardjo menuturkan, selain penghasil oksigen dan penyedia air bersih untuk manusia, pohon juga penting bagi kehidupan burung.
“Di alam, burung membutuhkan pohon sebagai tempat bersarang, juga tempat mencari pakan berupa buah, biji, dan serangga. Manfaat lainnya adalah mengatur iklim dan memberikan udara segar,”ujarnya. “Karena burung merupakan salah satu pembentuk hutan, sebagai imbalannya, hutan menyediakan pakan, tempat bersarang, dan, tempat berlindung bagi burung,” lanjut Tukirin.
Di Waifoi, Papua Barat, jenis pohon merbau [Intsia bijuga] dimanfaatkan oleh julang papua [Rhyticeros plicatus] sebagai sarang. Kenapa dipilih? Tingginya 35-50 m, diameter batangnya besar, serta berbunga sepanjang tahun.
Tim patroli binaan BBKSDA Papua Barat dan Fauna & Flora International Indonesia Programme di Waifoi, berhasil mengamati perilaku burung berparuh besar itu. Ada empat sarang yang digunakan julang papua dengan jenis pohon merbau.