Para peneliti sedang bekerja sama untuk
memecahkan misteri mengapa tiga jutaan burung laut yang bermigrasi ditemukan
mati dengan perut penuh batu apung. Peristiwa itu terjadi pada 2013.
Batu apung adalah batuan vulkanik yang
berisi gelembung udara dan terkadang dapat membentuk rakit besar dari letusan
bawah laut. Salah satu rakit yang terbesar yang tercatat di zaman modern,
terdapt di pantai timur Australia pada tahun 2013. Pada saat itu ditemukan
bersama dengan jutaan unggas yang mati. Dari hasil penelitian sementara, burung
memakan batu apung karena kelaparan.
"Hasil kami menunjukkan kalau burung
sudah kelaparan pada saat menelan batu apung dan keadaan kelaparan akan
tercermin dari kondisi tubuh yang buruk dan berkurangnya massa otot. Mereka
makan batu apung karena mereka kelaparan," kata Ahli Burung CSIRO Lauren
Roman dikutip dari brisbanetimes pada Kamis, (25/3). "Studi ini memiliki
implikasi untuk kematian massal dan memperburuk ancaman yang ada terhadap
spesies laut," kata dia.
Sementara itu, Ahli Geologi QUT Scott Bryan mengatakan akan mencari tahu apa yang terjadi di sekitar waktu migrasi burung. Ia menggunakan pemodelan komputer untuk melacak di mana burung-burung itu kemungkinan besar akan melakukan perjalanan dan kemudian melapisinya dengan jalur rakit batu apung, yang berasal dari letusan gunung berapi bawah laut Havre pada akhir tahun 2012 di Selandia Baru.
"Saya menemukan burung hanya akan
menemukan batu apung ketika mereka melintasi ekuator. Tapi saya dapat melacak
bebatuan dengan sangat akurat, saya tahu itu berasal dari letusan ini, yang
berarti burung telah memakannya di akhir perjalanan dalam perjalanan ke
Australia," kata dia.
Sebelumnya diketahui, tiga juta burung
penciduk berekor pendek ditemukan mati. Penelitian selanjutnya menemukan hampir
semuanya mengandung batu apung dalam jumlah besar di perut mereka.
Sumber:
https://www.republika.co.id/berita/qqirw0368/ilmuwan-teliti-jutaan-burung-dengan-perut-penuh-batu-apung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar