Pasca hari raya idul fitri, seperti biasa kegiatan
yang umum dilakukan adalah halal bihalal.
Mengingat masih banyak anggota spilornis masih betah di kampung
masing-masing, beberapa anggota spilornis yang domisili di Kota Palu dan
sekitarnya berinisiatif mengadakan pengamatan burung. Karena masih suasana lebaran, maka langsung
dirangkaikan dengan halal bihalal.
Bagaimana
modelnya pengamatan sekaligus halal bihalal?
Modelnya sama dengan pengamatan seperti
biasanya, cuma masing-masing anggota membawa kue dan minuman khas lebaran. Pengamatan
yang biasanya hanya membawa snack dan
air mineral, kali ini membawa kue lebaran.
Halal bihalal yang biasanya diadakan digedung maupun di sarang Kpb. Spilornis
(ruangan sekretariat), kali ini diadakan di lapangan (outdoor), maka kegiatan campuran ini dinamakan Halal bihalal outdoor.
Kegiatan halal bihalal kali ini diikuti
oleh Muh. Iksan, Arun, Moh. Ikbal, Andika, Fahri, Ansar, Imran Hambali, Arya, Lasni
serta didampingi dewan ketua Moh. Ihsan Nur Mallo beserta anak.
Kegiatan ini diawali dipukul 5.30 Wita (pasca sholat subuh), lokasi target di Ngatabaru (Tahura Palu) ditempuh dengan mengendarai motor melalui jalur Kawatuna. Meski burung diurnal belum muncul, namun sepanjang perjalanan ke lokasi tim diiringi oleh suara burung cabak kota (Caprimulgus affinis) burung nocturnal yang biasanya menandakan peralihan waktu malam hari menuju pagi hari. Tim sampai di lokasi pukul 06.00. Sambil mempersiapkan peralatan, burung diurnal mulai menampakkan diri mengantikan Caprimulgus affinis, Pelanduk sulawesi (Trichastoma celebense) merupakan burung pertama yang aktif dan menemani tim mempersiapkan peralatan. Burung ini merupakan salah satu burung endemik sulawesi. Secara umum burung ini lebih aktif dipagi hari dibanding sore hari, tim yang melakukan pengamatan sebelumnya di lokasi ini pada sore hari tidak menjumpai jenis ini. Jenis ini lumayan sulit dijumpai secara langsung, namun sangat mudah diidentifikasi melalui suaranya yang merdu, bahkan anggota spilornis yang termuda dan pemula pun dapat dengan mudah mengidentifikasi suara burung ini.
Tim Pengamat Kpb. Spilornis minus Imran Hambali yang sedang mengambil foto |
Pengamatan kali ini mengunakan kombinasi
dua metode yaitu metode eksplorasi dengan menyusuri jalan setapak yang berada
di lokasi pengamatan. Dan metode point
count dengan berdiam diri di titik tertentu, di lokasi penelitian metode
ini diaplikasikan di dua puncak bukit yang menjadi titik pengamatan. Jenis burung yang dicatat merupakan jenis
burung yang terihat langsung maupun jenis burung yang teridentifikasi melalui
suara. Jenis burung yang belum dapat
teridentifikasi, suaranya direkam dan dianalisa lebih lanjut jenisnya di sarang
kpb. spilornis (sekretariat).
Selepas persiapan peralatan tim mulai bergerak. Satu persatu jenis burung yang berada di jalur pengamatan mulai diidentifikasi, proses identifikasi relatif mudah karena jenis yang dijumpai merupakan jenis yang sering dijumpai pada pengamatan sebelum-sebelumnya, namun terdapat satu jenis yang luput teridentifikasi di lapangan akibat kurang jelinya tim, jenis kacamata dahi hitam (Zosterops atrifrons) teridentifikasi sebagai kacamata laut (Zosterops chloris) yang memang umum di lokasi ini, namun hasil identifikasi dikoreksi kembali setelah mendengarkan kembali suara rekaman, sehingga terdapat dua jenis burung dari genus Zosterops di lokasi ini. Di bagian puncak bukit, metode pengamatan berganti menjadi metode point count, tim berdiam diri di atas bukit sambil beristirahat. Di lokasi ini jenis burung dengan mudah teridentifikasi. Posisi berada di atas bukit memudahkan tim mengamati burung yang berada di atas tajuk maupun terbang di atas tajuk. Di lokasi ini didominasi oleh burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), Zosterops chloris, maupun decu belang (Saxicola caprata).
Aktivitas pengamatan di bukit |
Tim bergerak kembali menuju bukit kedua,
sepanjang jalur lintasan jenis burung di jalur awal teramati kembali di jalur
ini. Di jalur ini teramati secara
langsung burung bubut alang-alang (Centropus
bengalensis) yang di jalur awal hanya teridentifikasi melaului suara, dan
burung Gemak loreng (Turnix suscitator)
yang terbang melintas ketika terusik oleh kehadiran tim. Kelebihan dari metode transek memang lebih
memudahkan menjumpai burung kriptis semacam Turnix
suscitator yang sulit dijumpai baik secara langsung maupun suaranya.
Sesampainya di puncak bukit, sambil mengamati burung sebagian tim juga menyiapkan jamuan untuk halal bihalal sederhana. Jenis burung yang teridentifikasi di bukit ini merupakan jenis yang telah tercatat diawal pengamatan, namun jumlah individu masing-masing jenis bertambah secara signifikan. Seiring berjalannya waktu, berkat kejelian salah satu anggota tim, jenis dari genus merops yang teridentifikasi sebagai Merops philippinus, ternyata terdapat jenis genus merops lainnya yaitu kirik-kirik australia (Merops ornatus), yang merupakan jenis migran. Jenis ini selalu menampakkan diri dengan beberapa atraksi terbang maupun menyambar kupu-kupu yang menjadi makanannya, semua atraksi tersebut terlihat mudah oleh tim dalam durasi waktu yang lama, sehingga semua anggota tim bisa mengamati atraksinya. Jenis ini menjadi hiburan tim dalam menyantap makanan.
Pemantauan atraksi Merops ornatus |
Kehadiran Merops ornatus belum berkurang ketika tim menyudahi pengamatan. Ketika akan beranjak pulang menuruni bukit,
secara tidak terduga muncul elang hitam (Ictinaetus
malayensis) yang melakukan soaring
tidak jauh dari posisi tim, setelah puas mengamati Ictinaetus malayensis kegiatan halal bihalal outdoor pun berakhir.
Kemunculan elang hitam merupakan jenis terakhir yang teridentifikasi di
lapangan melengkapi 40 jenis burung lainnya.
Minal aidin wal faizin. Mohon maaf dzahir dan batin.
Ngatabaru 8 Mei 2022
Melepas lelah |
Penuh canda |
Ketua Umum lagi memantau (apa yang dipantau ketua?) |
Suasana tim mengamati Merops ornatus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar